Lompat ke konten

Fakta di Balik Pemecatan Graham Potter

  • oleh

West Ham United mengambil keputusan besar dengan memberhentikan Graham Potter dari kursi sebagai pelatih. Buruknya hasil permainan yang ditunjukkan si mantan pelatih membuat tim ini harus mengambil keputusan besar ketika musim kompetisi baru saja berjalan selama kurang lebih 1 bulan. Sosok Nuno Espirito Santo, mantan pelatih Newcastle United, kemudian ditunjuk untuk mengisi kursi penting ini. Tapi di balik keputusan klub untuk menunjuk Nuno sebagai pelatih baru, ada fakta penting yang harus dihadapi oleh tim EPL ini.

West Ham Ambil Keputusan

West Ham United menjadi pusat pemberitaan baru-baru ini setelah keputusan besar yang mereka ambil. Setelah melalui pertimbangan yang cukup panjang, tim ini akhirnya mengambil keputusan dengan memberhentikan Graham Potter dari tugasnya sebagai pelatih mereka. Keputusan ini terbilang cukup berani karena sang pelatih hanya bertahan selama 9 bulan sejak penunjukannya sebagai pelatih.

Pelatih berusia 50 tahun ini akhirnya resmi diberhntikan pada hari Sabtu pagi yang lalu. Keputusan ini diambil kurang dari 24 jam setelah ia melakukan kewajiban media pra pertandingan pada hari Jumat yang lalu. Wawancara ini dilakukan sebelum mereka bertandang ke Everton untuk menjalani laga mereka berikutnya di Liga Primer Inggris. Pertemuan antara kedua klub besar ini memang dijadwalkan untuk berlangsung pada hari Senin yang akan datang.

Graham Potter Resmi Diberhentikan

Graham Potter meninggalkan West Ham di tengah kondisi mereka yang sedang sulit. Tim ini masih terus berjuang untuk meningkatkan peringkat mereka sekarang. Posisi mereka yang berada di peringkat 19 klasemen Liga Primer Inggris masih belum berubah banyak. Perolehan 3 poin yang mereka dapatkan dari 5 laga yang sudah dijalani sejauh ini membuat mereka tidak bisa berbuat banyak.

Dalam pernyataan resmi yang mereka rilis, West Ham United menyatakan kalau hasil dan permainan sejak paruh kedua musim yang lalu sampai awal dari musim ini tidak sesuai dengan ekspektasi merkea kepada pelatih ini. Sementara itu, dewan direksi West Ham, yang belakangan santer dikritik oleh para penggemar mereka dalam beberapa minggu terakhir, juga mengungkap pandangan mereka. Dalam perspektif mereka, dewan direksi tim percaya kalau saat ini perubahan diperlukan untuk membantu meningkatkan peringkat tim dalam klasemen Liga Primer Inggris dalam waktu sesegera mungkin. Mereka juga memberikan petunjuk tentang proses pencarian pelatih baru yang sedang dilakukan waktu itu.

Dengan keputusan ini, Graham Potter resmi me jadi pelatih kedua di Liga Primer Inggris yang harus kehilangan perannya di musim ini. Sebelumnya, pemberhentian juga dilakukan terhadap Nuno Espirito Santo. Tapi statusnya sebagai pelatih tanpa tugas tidak bertahan lama. Dari informasi terbaru, mantan pelatih Nottingham FOrest ini telah dipastikan untuk menjadi pelatih kepala baru di West Ham United. Tugas baru ini diberikan kepadanya hanya berselang 3 minggu setelah pemberhentian yang dia dapatkan dari Nottingham Forest.

Kinerja Buruk Graham Potter Jadi Alasan

Beberapa penggemar, dan bahkan Graham Potter sendiri, mungkin akan memeprdebatkan perihal pelatih berdarah Inggris ini seharusnya bisa diberikan lebih banyak waktu untuk memperbaiki masa depan tim ini. Tapi dari situasi yang mereka hadapi sekarang, akan sulit untuk mencari pembenaran kalau tim ini memang benar-benar sedang merosot.

Setelah menjalani penugasan di Brighton dan Chelsea, Graham Potter ditunjuk sebagai pelatih The Hammers pada bulan Januari yang lalu. West Ham waktu itu menugaskannya sebagai pelatih mereka untuk menggantikan pelatih terdahulu, Julen Lopetegui. Sama seperti yang tejradi sekarang, West Ham waktu itu memberhentikan dirinya dari kursi pelatih hanya setelah 6 bulan ditugaskan pada posisi yang sama. Performa buruk yang ditunjukkannya dalam periode yang dimaksud membuat mereka akhirnya mengambil keputusan ini. Padahal mereka itu sudah mengeluarkan dana kurang lebih 120 juga poundsterling untuk mendatangkan wajah-wajah baru.

Sejak awal mendapatkan penugasan ini, mantan pelatih West Ham ini memang telrihat berjuang untuk bisa mendapatkan kembali perhatian dunia untuk timnya. Tapi ia hanya berhasil mendapatkan 5 kali kemenangan dari 18 pertandingan yang mereka jalani di Liga Primer Inggris Hasil buruk ini membuat mereka hanya bisa menempati peringkat 14 di klasemen akhir Liga Primer. Jelas petinggi mereka tidak puas karena peringkat mereka ini tidak berbeda dari yang mereka dapatkan ketika memberhentikan Julen Lopetegui.

Di musim panas ini, West Ham bahkan haurs kehilangan pemain depan andalan mereka, Mohamed Kudus, yang memilih untuk bergabung ke Tottenham. Mereka sebagai gantinya mengeluarkan dana kurang lebih 126 juta poundsterling untuk mendapatkan total 8 pkemain baru. Sebanyak 42 juta poundsterling dari semua dana ini mereka habiskan untuk mendatangkan gelandang asal Southampton, Mateus Fernandes. Kemudian 19 juta mereka alokasikan untuk mendatangkan El Hadji Malick Diouf yang ditempatkan di bagian bek kiri dan Mads Hermansen senilai 18 juta poundsterling untuk ditempatkan di tengah mistar gawang.

Empat kemenangan dalam 5 laga pramusim memberikan harapan bagi penggemar mereka jelang dimulainya musim yang baru. Tapi West Ham tidak cukup beruntung kali ini. Pertandingan perdana mereka melawan Sunderland justru harus menempatkan mereka dalam tim yang kalah. Padahal lawan mereka kali ini baru saja dipromosikan untuk bertarung ke EPL.

Kekalahan berikutnya terjadi saat mereka mengakhiri pertandingan melawan Chelsea dengan 1-5 dengan status pertandingan tandang. Merkea juga harus kalah di putaran kedua Piala EFL saat berhadapan dengan Wolverhampton Wanderers Setelah sempat menahan imbang lawan mereka, West Ham kembali harus menahan pil pahit setelah wasit menyatakan lawan mereka unggul dengan skor 3-2.

Kejutan sempat terjadi saat mereka berhasil mengalahkan Nottingham Forest. Skor 3-0 berhasil membuat mereka mendapatkan 3 poin penuh dari pertandingan ini. Hasil positif ini sempat membuat beban Graham Potter sedikit berkurang. Tapi beban semakin bertambah saat mereka mengalami kalah di kandang sendiri saat berhadapan dengan Spurs dengan skor 0-3 dan dilanjutkan dengan Crystal Palace dengan skor 1-2 pada akhir minggu lalu. Dua kekalahan beruntun ini terbukti menjadi titik akhir dari perjalanan pelaith kelahiran Inggris ini. Citranya semakin buruk setelah muncul kasus viral di media sosial ketika banyak pengguna media sosial menggunakan teknologi AI untuk mengganti wajahnya dengan wajah beberapa selebritis lain termasuk Chuckle Bersaudara, Sydney Sweeney, dan Donald Trump.

Tingkat kemenangan 24% yang dicapai Graham Potter di semua kompetisi menjadi hasil terburuk yang pernah dicapai pelatih West Ham United di sepanjang sejarah tim ini. Catatan ini juga menjadi yang terburuk dalam sejarah perjalanannya sebagai seorang pelatih. Sebagai perbandingan, pendahulunya meninggalkan West Ham dengan persentase kemenangan 39,1% dari totla 23 pertandingan sepanjang menjadi pelatih mereka.

Di Liga Primer saja, rasio poin per pertandingan mantan pelatih West ham ini hanya mencapai angka 1.0. Angka ini merupakan yang terendah dari semua pelatih permanen West Ham, kecuali untuk Avram Grant yang hanya mencapai 0.9.

Hasil buruk dari 3 pertandingan di 16 laga terakhirnya juga tak memihak Graham Potter. Seolah keberuntungan tak lagi memihaknya, pelatih ini juga hanya mendapatkan 9 poin dari 12 laga kanjdang mereka dan selisih gol -10, keduanya merupakan yang terendah jika dibandingkan dengan 17 tim yang bertanding di kompetisi ini sejak dia mendapatkan tugas sebagia pelatih.

Meski sempat dipuji berkat filosofi bermainnya dan pendekatan taktis yang diterapkan di mantan timnya, Graham Potter gagal menerpakan pola bermain menguasai bola di Stadion London. Banyak fans mereka kemudian merasa kecewa dengan permainan yang ditampilkannya, mempertanyakan arah sebenarnya yang sedang dituju oleh tim ini.